CURHAT TONG SAMPAH

Penulis : Galih Pramono

"Melihat dan merasakan langsung pendidikan hari ini. Benar-benar membuatku muak." 

Aku ini seperti tong yang siap diisi sampah. Nah aku ini seperti tong sampah umum, manusia tak akan memperdulikan apakah sampah organik, non organik, padat maupun cair. Semua sampah tanpa dipilah dan disaring akan masuk kedalam tubuhku.

itulah yang aku rasakan sebagai mahasiswa dinegeri antah berantah ini. Walaupun kurikulum demi kuriklum di rancang. Tetap saja semakin memuakkan bagiku.

rasanya menerima kabar kelulusan atau menyandang gelar sarjana, seperti seorang pencuri yang dipidana kurungan seumur hidup, tiba-tiba dibebaskan dari tuntutan. Betapa  lega, bahasia dan tak harus ada yang ku ingat dari mimpi buruk selama dalam penjara itu.

aku merasakan pendidikan disini. Seperti orang gila saja. Tak tau apa tujuanku belajar ini dan itu. Sistem yang kacau hanya akan menghasilkan kekacauan. Tak pernah tau

siapa yang salah? Apakah benar ini salah sistem ataukah aku yang terlampau bodoh.

aku ingin bercerita kepadamu sahabat. Ditengah kesibukan menjadi mahasiswa ; kuliah, tugas dan praktikum. Rutinitas ini harus ku tuntaskan demi IPK>3. Batas yang diberikan padaku sebagai mahasiswa penerima beasiswa. Sungguh, dengan IPK>3 yang selama ini berhasil kupertahankan. 

“tak ada kepuasan pada diriku.”

bagaimana tidak? Nilai hanya sekedar nilai, pemahaman seperti mimpi yang sulit digapai. Rasanya belajar itu hanya untuk memenuhkan lembar jawaban saat ujian saja. Setelah nilai keluar, pemahaman terbang "bak burung dara keluar dari sangkarnya"

aku benar-benar frustasi, sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang salah?

mata kuliah itu seolah jelangkung bagiku, hantu  yang wajib ku undang masuk kedalam otakku kemudian pergi tanpa permisi

apa masalahnya?

kini aku tengah mencari jawaban atas kegundahanku. Apa yang sebenarnya tengah terjadi?

apakah aku penderita syindrom ini sendirian? Atau ada penderita selain diriku?

yaa... Inilah puzle yang harus dipecahkan!!

Post a Comment